| 3 comments ]

Saya pernah membuat tulisan tentang seorang yang rela menyumbangkan hartanya untuk kesembuhan orang lain (lihat disini). Kali ini saya ingin memposting tentang seseorang yang sangat layak untuk mendapatkan uluran tangan. Suatu sisi buram potret kehidupan masyarakat modern.

Saya sudah sangat sering melihat pengemis yang lalu lalang, entah memang karena tidak adanya lapangan kerja yang bisa menampung mereka atau malah mengemis merupakan sebuah profesi. Mungkin ini hanya tanggapan saya pribadi, atau banyak orang yang sefikiran dengan saya.

Saya pernah mengalami pengalaman unik, waktu itu saya baru pulang dari kantor. Ketika sampai di depan gerbang masuk ke komp. CV. Dewi tiba - tiba muncul seorang perempuan paruh baya dengan muka memelas menghentikan laju sepeda motor saya. Begitu saya singgah dengan air mata hampir menetes dia berkata "Nak tolong saya, saya baru dari mencuci di rumah sesorang tetapi tidak dikasih ongkos pulang oleh oleh yang punya rumah". "Dan sekarang saya bingung tidak bisa pulang, tolong saya nak". Karena iba saya bertanya "Berapa yang dibutuhkan untuk sampai di rumah ibu?". Setelah menyebutkan nominalnya saya langsung memberi sesuai yang ibu itu butuhkan.

Dua hari kemudian di tempat yang hampir sama, saya kembali distop oleh ibu yang sama. Dengan mimik muka yang sama tetapi kali ini alasannya berbeda, "Saya dari rumah keluarga nak, tetapi tidak ada ongkos buat pulang ke rumah". Walaupun dengan rasa yang agak aneh, saya tetap memberi ongkos buat pulang kepada ibu itu.

Fenomena ini mungkin bukan hanya yang mengalaminya, tetapi sudah banyak orang yang pernah alami yang sama dengan saya. Sekarang kita tidak bisa lagi membedakan mana yang pantas untuk menerima uluran tangan dengan yang kurang pantas.

Beberapa hari yang lalu saya menonton salah satu acara yang cukup kocak menurut saya, nama acaranya Peppy The Xplorer. Pasti teman - teman semua sudah menyaksikannya, kocak sekali bukan?. Yang membuat saya terharu pada acara itu (padahal acaranya bikin ketawa - ketiwi) ketika Peppy sang Host bertemu dengan seorang Nenek yang sedang memainkan gitar sambil bernyanyi. Di usia yang sudah sangat tua, nenek itu berjuang mencari nafka untuk meghidupi dua generasi, anak dan menantunya beserta cucu - cucunya (artinya cucunya lebih dari satu orang).

Setelah anaknya di PHK, nenek itulah yang menjadi tumpuan keluarganya. Dengan semangat yang berapi - api dia terus menyanyi di tubuh yang tidak lagi layak untuk mencari nafka, tetapi lebih pantas tinggal di rumah dan dlayani olah anak dan cucu - cucunya.

Layak dan tidak layak menerima uluran tangan kita, sesungguhnya niat baik untuk menbantu adalah nilai ibadah disisi Allah SWT. Mari saling membantu.

3 comments

tasbih cantik said... @ July 23, 2011 at 7:43 PM

Memang sulit membedakan mana yg bener2 butuh pertolongan dan yg memanfatakan rasa iba kita.

Muhammad Ridham said... @ July 24, 2011 at 3:40 PM

Walaupun begitu, asal niat kita tulus untuk membantu tetap akan menerima pahala ....

Anti Klik Kanan said... @ July 25, 2011 at 5:09 AM

follow sukses, follback ya...

koment juga ya....

Post a Comment